Tie Rod Style Hydraulic Cylinders
Tie Rod Style Hydraulic Cylinders

Sistem Pneumatic

5 minutes, 12 seconds Read

Pneumatic berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem Pneumatic. Dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak digunakan sebagai sistem automasi.

Pneumatics merupakan pengembangan teknologi dengan cara kerja memanfaatkan udara bertekanan untuk mempengaruhi kerja suatu peralatan mekanikal agar menghasilkan gerakan maju mundur, naik turun, berputar dan sebagainya.

Prinsip Kerja Pneumatic
Prinsip Kerja Pneumatic

Pneumatic sistem secara intensif dan luas telah banyak digunakan hampir diseluruh kehidupan yang berhubungan dengan peralatan yang menghasilkan gerakan-gerakan dengan aplikasi yang disesuaikan dengan jenis pneumatic serta cara kerja pneumatic.

Dan sebagai power penumatic digunakan compressor yang menghasilkan udara bertekanan. Besarnya pneumatic power baik secara tekanan dan kapasitas pneumaic ditentukan oleh jenis dan kegunaan peralatan mekanik yang dituju. Dipakai actuator udara bertekanan tersebut melalui sistem pengaturan tekanan, filterisasi, lubrikasi dan masuk kedalam katup-katup pengatur atau solenoid dan sebagainya sebagaimana layaknya sistem hydraulic.

Komponen Sistem Pneumatic

Dari sini kita akan coba menjelaskan bagian bagian atau komponen dari pneumatic yang dimana masing masing dari semua komponen memiliki kerjanya masing masing. diantaranya adalah :

Air Power

Udara bertekanan sebagai energi utama dalam sistem hydraulic dihasilkan oleh compressor. Jenis dan kapasitas compressor yang diperlukan sesuai dengan kapasitas pneumatic atau jumlah kebutuhan udara yang bekerja dalam sistem pneumatic. Yang perlu di perhatikan pada sistem pneumatic adalah kwalitas dari udara bertekanan yang mengalir dalam sistem,

Compressor
Compressor

Seperti yang kita ketahu,  Indonesia berada didaerah garis katulistiwa dan dikelilingi lautan mengakibatkan udara di wilayah indonesia cukup basah, dimana Relative humadity bisa berkisar hingga 90% saat musim hujan dan 50% saat musim kering.Karena RH ambient air yang terlalu ekstrim tersebut mengakibatkan compress air yang dihasilkan compressor menjadi basah dan membentuk molekul air (H2O).

Baca Juga : Pengertian, Cara Kerja, Aplikasi Oval Gear Flow Meter

Komponen air ini yang akan membuat sistem pneumatik menemui banyak masalah dimana akan menyebabkan life time dari peralatan sistem pneumatik seperti solenoid valve, actuator, speed control, regulator dan lainnya cepat rusak.Karena itu sebelum compress air ini masuk kedalam sistem pneumatik hendaknya di lakukan treatment sehingga kualitas  compress air sesuai dengan standart agar umur dari stem pneumatik menjadi tahan lama. Treatment dari compress air ini pada dasarnya yang sering digunakan ada dua sistem yaitu :

  • Sistem refrigrasi dan sistem absorber. Compress air treatment dengan menggunakan sistem refrigrasi pada umumnya seperti halnya cara kerja Air conditioner dimana udara yang mempunyai RH terlalu tinggi dilewatkan kedalam sistem evaporasi dimana partikel2 H2O yang terdapat dalam compress air akan menjadi molekul2 air dan tertahan dalam sistem evaporasi sehingga kandungan molekul2 air dalam compress air menjadi berkurang yang selanjutnya mengalir dalam sistem pneumatik.
  • Kebanyakan sistem ini hanya mampu membuat RH compress air berkurang menjadi sekitar 40% – 50%, sehingga untuk jarak sitem penumatic yang jauh dari tanki penampungan akan menyebabkan molekul2 air akan membentuk partikel air karena terjadinya kondensasi.
  • Untuk sitem Absorber dengan cara menyerap molekul2 air yang terkandung dalam udara bertekanan tersebut saat ini cukup banyak digemari karena disamping mampu menurunkan kandungan H2O dalam compress air  hingga dibawah 25%, mampu menurunkan konsusmsi energi karena energi/power yang digunakan dalam sistem ini hanya untuk sistem penggerak alat tretament dan heater guna regenerasi alat absorbernya
  • Hal ini cukup mencolok pada penggunaan sistem refrigerasi karena energi untuk kompressor refrigrasi cukup boros. Hanya bedanya hasil treatment dari compress air pada sistem absorber temperaturnya lebih tingi dari ambient temperature sehingga perlu dilengkapi sistem pendingin agar udara hasil proses treatment menjadi normal.

Filter, Regulator, dan Lubricator (FRL)

FRL kepanjangan dari Filter, Regulator dan Lubricator. Filter ini berfungsi untuk menyaring kualitas udara bertekanan yang mengalir ke actuator, sedangkan regulator berfungsi untuk regulasi besarnya comppress udara yang akn mengalr sehingga besarnya tekanan udara yang menuju ke actuator sesuai dengan design.

Baca Juga : 7 Flow Meter yang digunakan pada Industri Minyak dan Gas

Yang biasa terdapat di instalasi pneumatic sistem dimana Lubricator berfungsi untuk lubrikasi kedalam actuator sehingga mampu melancarkan gerakan dari actuator dan juga untuk mencegah komponen actuatur yang bergerak dan bergesekan agar tidak cepat aus dan biasanya cukup dengan menggunakan oli yang tidak terlalu pekat. Jika kita mengamati bentuk fliter dalam sistem pneumatic karena mempunyai sifat penyaring biasanya ada bagian dari rumah filter selal terisi air dan ini harus rajin di buang / didrain agar kualitas udara yang mengalir ke actuator tidak mengandung air.

Solenoid Valve

Solenoid valve merupakan solenoid atau katup untuk mengatur aliran udara dengan sistem penggerak berupa coil electric atau penumatic. Solenoid ini mempunyai bentuk dan jenis yang beragam sebagaiman fungsi solenoid hydraulic.

Check Valve

Check Valve adalah valve atau katup yang berfungsi untuk mencegah adanya aliran balik dari fluida kerja, dalam hal ini udara terkompresi. Terutama adalah apabila pada sebuah sistem pneumatik tersebut dipergunakan tanki akumulator udara, sehingga Check Valve tersebut mencegah adanya udara dari akumulator untuk kembali menuju kompresor namun tetap mengalirkan udara bertekanan dari kompresor untuk masuk ke dalam akumulator.

Directional Valve

Directional valve atau katub pengatur arah yang instalasinya berada tepat sebelum aktuator, adalah berfungsi untuk mengatur kerja aktuator dengan cara mengatur arah udara terkompresi yang masuk atau keluar dari aktuator. Satu valve ini didesain untuk dapat mengatur arah aliran fluida kerja di dua atau bahkan lebih arah aliran. Ia bekerja secara mekanis atau elektrik tergantung dari desain yang ada.

I/P Controller

Pada aktuator pneumatik yang kerjanya dapat bermodulasi diperlukan satu alat kontrol supply udara bertekanan yang khusus bernama I/P Controller. I/P Controller ini mengubah perintah kontrol dari sistem kontrol yang berupa sinyal arus, menjadi besar tekanan udara yang harus disupply ke aktuator.

Baca Juga : Oil Skimmer : Cara Kerja, Jenis, dan Aplikasi

Actuator (cylinder , motor, gear, breake dll)

Pneumatik aktuator adalah alat yang melakukan kerja pada sistem pneumatik. Ada berbagai macam jenis pneumatik aktuator sesuai dengan penggunaannya. Antara lain adalah silinder pneumatik, diafragma aktuator, serta pneumatik motor.
Demikian artikel ini dapat dibuat, semoga para pembaca yang membaca artikel terkait “Sistem Pneumatic : Pengertian, Bagian, dan kegunaannya” dapat menjawab pertanyaan para pembaca agar dapat lebih memahaminya lagi.
Source: inaparts.com
Baca Juga

Similar Posts