Prinsip dari Control dengan batching system adalah mengendalikan valve dan pompa sesuai instruksi batch control. Pencampuran cairan dengan batch control merupakan proses pencampuran untuk menjaga kualitas pencampuran agar stabil guna mencegah atau mengurangi product scrap.
Di industri kimia dan makanan, biasanya pencampuran beberapa bahan dasar produksi dilakukan dengan akurasi yang cukup ketat. Komposisi pencampuran yang tepat akan menghasilkan kualitas produksi sesuai dengan standart yang di butuhkan serta akan terjaga stabilitas kualitasnya.
Pencampuran bahan cair untuk produksi, banyak menggunakan weight scale, dimana masing masing-masing bahan di timbang dan dimasukan ke tanki mixing. Yang terjadi adalah waktu produksi lebih lama karena cycle time proses produksi lebih panjang. Hal tersebut disebabkan karena adanya waktu handling.
Dengan menggunakan batching system, dimana proses pencampuran dikontrol berdasarkan volume atau mass suatu cairan melewati flow meter. Flow meter yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik dari cairan dan target akurasi yang disyaratkan.
Cara kerja batching adalah memerintahkan valve terbuka dan pompa menyala saat diperintahkan dengan tombol start atau lainya.
Selanjutnya, flow meter akan melakukan penghitungan dan jika jumlah volume atau mass cairan sudah tercapai pompa mati dan vale tertutup.Jadi cara kerjanya cukup operator measukan jumlah volume atau massa kemudian tekan start maka sistem akan jalan sendiri.
Pencampuran dengan batch control dan Flow Meter
Pencampuran cairan bahan produksi dengan batch control biasanya digabungkan dengan flow meter baik jenis volume flow meter atau mass flow meter . Sehingga proses produksi dapat berjalan dengan mempunyai cycle time yang sesuai dengan keinginan sehingga target terhadap kapasitas produksi bisa tercapai.
Pencampuran cairan bahan produksi dengan batch control dapat dilakukan dengan single sistem maupun dengan multi sistem. Untuk bebrapa kasus seperti ilustrasi diatas, pengisian beberapa tanki mixer dapat mengunakan satu batch control dan flow meter dimana pengisian mixer bisa bergantian.
Untuk batching sistem, diaplikasikan pada multi filling bisa digabungkan dengan scada maupun HMI untuk mengontrol beberapa valve atau pompa.
Prinsip Kerja Batching system
Prinsip kerja sistem batching adalah memasukan angka berapa banyak jumlah cairan ( liter atau kg ) yang melewati flow meter menuju ke dalam mixer. Langkah selanjutnya adlah menekan tombol start baik di batch control atau di HMI atau dengan sistem remote.
Selanjutnya valve open atau pompa hidup atau bisa juga dengan menggabungkan keduanya. Dimana valve membuka dan beberapa detik pompa akan menyala. Setelah cairan mengalir, flow meter melakukan penghitungan total cairan yang lewat menuju tank mixer.
Ketika cairan yang masuk kedalam mixer mencapai jumlah yang di inginkan maka pompa mati atau valve menutup dan bisa juga pompa mati dan diikuti valve menutup.
Pada proses batching ini atau filling yang menjadi titik krusial adalah akurasi dari cairan yang masuk dalam mixer. Apakah cairan yang masuk tersebut sesuai antara jumlahnya yang di display dengan jumlah cairan yang sebenarnya di dalam mixer.
Akurasi dan Kaliberasi
Pada langkah ini harus dilakukan kaliberasi antara flow sensor ( flow meter ) dengan jumlah cairan yang sebenarnya. Kemudian dilakukan kalberasi atara flow meter dengan peralatan selanjutnya yaitu batch control atau sistem scada yg tampilan nya ada di HMI.
Kaliberasi sistem pencampuran cairan dengan batch control ini yang agak rumit adalah akurasi antara actual jumlah cairan dengan yang terbaca di flow transmitter. Jika akurasinya belum tercapai, jangaan lakukan kaliberasi pembacaan ke batch control atau HMI, hasilnya pasti tidak mengembirakan dan gagal.
Untuk persoalan akurasi banyak para pembuat control batching sistem baik pada proses pencampuran atau proses filling gagal. Hal ini karena mereka mengabaikan pemahaman aplikasi flow meter terhadap karakteristik cairan sehingga kwalitas flow meter diangap tidak penting
Yang Perlu diperhatikan pada pembuat sistem control ini harus mengetahui benar kwalitas dan stabilitas serta tingkat akurasi flow meter, Sebelum menentukan jenis dan model flow meter harus di ketahui tingkat keakurasian yang diinginkan dan instalasinya harus sesuai dengan kaidah yang benar.
Penggunaan batching system pada Blending system
Penggunaan batching system, bisa diaplikasikan pada sistem blending dengan menggunakan static mixer. Sistem blending bisa dimasudkan sebagai pencampuran dua jenis cairan yang berbeda dengan berdasarkan prosentase. Belending sistem biasanya menggunakan static mixer yang komposisi campuranya bisa mengacu pada prosentasi flow rate
Untuk sistem pencampuran tunggal bisa amenggunakan batch control dari fluidweel model N Series batch control . Untuk sitem multi bisa menggunakan Modul dan HMI brainchild yang sudah dilengkapi dengan panel studio. HMI model ini pemerogramanya sangat mudah dan kita bisa memasukan simbol gambar yang bisa digunakan untuk menggambar di proses pabrik
Sedangkan Flow meter yang digunakan harus sesuai dengan jenis cairan, tingkat akurasi yang diinginkan dan sistem instalasi pemipaan. Untuk Flow Meter bisa dilihat di Jenis Jenis Flow Meter. Sedangkan jenis dan model flow meter yang digunakan harus mempertimbangan hal hal seperti yang di jelaskan di Pertimbangan memilih jenis flow meter
Source: inaparts.com
Baca Juga :